Minggu, 30 Januari 2011

Merdeka atau Mati

Penulis : Kaharuddin Eka Putra

Sadarkah kalian, betapa dalamnya makna penggalan lirik lagu di atas. Pernahkah kalian berpikir tentang proses perjuangan “Bela Tanah Air” oleh para pahlawan terdahulu?

Proklamasi kemerdekaan tidak sekedar perwujudan tekad yang telah kian lama ditempa sejarah, tetapi juga membukakan dengan dahsyat katub semangat perlawanan terhadap segala bentuk penjajahan dan penindasan harkat manusia.

Fakta : 8 Ramadhan 1364 H/ 17 Agustus 1945 adalah momen pencapaian terbesar perjuangan Rakyat Indonesia melawan penjajah dan penindas hak rakyat. Pegangsaan Timur, tepat jam 10.00 WIB bung Karno membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Bendera Merah Putih berkibar sebagai tanda bahwa Indonesia telah merdeka.

MERDEKA..MERDEKA..MERDEKA

Namuna, pasca pernyataan kemerdekaan Republik Indonesia oleh Bung Karno, ternyata Indonesia masih belum bisa tenang dengan ancaman-ancaman para penjajah. Kepalan tangan rakyat Indonesia yang menyatakan “Perjuangan dan Pembelaan Tanah Air” bergema seantero jagad. Terbukti, pada bulan-bulan awal  proklamasi kemerdekaan menjadi momen yang kental dengan nilai-nilai Cinta Tanah Air. Dimulai dengan rapat umum, pembentukan barisan perjuangan, perampasan senjata, corat-coret graffiti, dan yang teramat dahsyat bahwa barisan pemuda mengirim utusan ke seluruh penjuru Tanah Air untuk menyampaikan berita perjuangan, semua itu demi satu kata “MERDEKA”.

Coretan dinding dan poster adalah catatan tekad pernyataan, perjuangan sikap politik serta saluran informasi. Berbicara pada dunia luar dan bangsa sendiri yang merupakan idealisme revolusi nasional dan perjuangan kemerdekaan, salah satunya adalah poster bergambar kepalan tangan bertuliskan “Bersatu, Merdeka” adalah poster yang dibuat atas suruhan bung Karno. Ide kreatif berasal  dari Soedjojono dan dilukis oleh Affandi serta Chairil Anwar sebagai pengolah teks, yang memberi kesan bahwa kita bersatu sama dengan kita merdeka.


Tetapi, memang perjuangan kemerdekaan tak akan mungkin dimenangkan hanya dengan rapat-rapat dan poster serta coretan dinding, yang paling menentukan adalah kesediaan dan kerelaan untuk berjuang dan berkorban, hingga tercapai kata merdeka. 

Namun, dari sudut pandang lain. Sampai saat ini (Awal 2011) rakyat Indonesia masih belum merasakan kemerdekaan sesungguhnya, keinginan untuk merdeka dari penindas-penindas berdasi/ tikus-tikus busuk, merdeka dari oknum pemakan duit rakyat,  merdeka dari harga sembako yang menjulang tinggi, merdeka dari biaya listrik dan biaya air yang terus meningkat tanpa perbaikan kualitas, merdeka dari biaya pendidikan yang mahal, merdeka dari orang-orang munafik, merdeka dari pejabat pelit, merdeka dari pemimpin sombong, merdeka dari oknum dosen yang mata duitan, merdeka dari  pemimpin yang tidak amanah dan merdeka dari hal-hal buruk lainnya yang masih banyak lagi.

Hargai jasa para pahlawan terdahulu, yang rela berkorban penuh peluh merah darah demi merebut kembali Indonesia dari tangan penjajah (Belanda, Jepang) yang dengan seenaknya memperlakukan tuan rumah layaknya sapi perah, hingga merebut kata merdeka.

Wahai kawan-kawan mahasiswa, kita adalah penerus dari perjuangan pahlawan-pahlawan pembela bangsa, kita jaga tanah air, kita jaga harga diri bangsa kita dari tangan orang-orang yang hendak menghancurkan persatuan bangsa. Ayo kita tanamkan di diri kita kemudian kita teriakan bersama “BERSATU KITA MERDEKA” []Kaharuddin Eka Putra

TTD : Software | Entertainment | Hobi Ngeblog | Artikel Bebas | Tutorial Blog

Tidak ada komentar:

Posting Komentar