[wiji tukul]

sesungguhnya suara itu tak bisa diredam
mulut bisa dibungkam
namun siapa mampu menghentikan nyanyian bimbang dan pertanyaan-pertanyaan dari lidah jiwaku

suara-suara itu tak bisa dipenjarakan
di sana bersemayam kemerdekaan
apabila engkau memaksa diam
aku siapkan untukmu: pemberontakan!

sesungguhnya suara itu bukan perampok yang ingin merayah hartamu
ia ingin bicara, mengapa kau kokang senjatamu dan gemetar ketika suara itu
menuntut keadilan

sesungguhnya suara itu akan menjadi kata
ia lah yang mengajari aku bertanya dan pada akhirnya tidak bisa tidak engkau harus menjawabnya

apabila engkau tetap bertahan,
aku akan memburumu seperti kutukan.


Opini Sinkronisasi Aktivis Era ini 

Wiji Thukul tidak pernah mengenyam bangku kuliah, bangku yang sesak dengan kata "isasi" dan "isme" bahasa yang memang terdengar sukar dimengerti oleh kalangan tukang becak dan tukang ojek, tapi kenapa jiwa aktivisnya melebihi jiwa aktivis mahasiswa yang dikatakan sebagai agen of change ?

walaupun Wiji Thukul adalah aktivis Indonesia yang komit menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia dia juga tetap melakoni profesionalitas hobinya sebagai sastrawan, saya sebut dia sastrawan kampung, tapi bukan kampungan, ingat bukan kampungan! terlebih dia memakai hobinya untuk mendukung pergerakannya, hebat.

mahasiswa sekarang banyak yang mengakui dirinya sebagai aktivis, entah di kampus belahan dunia mana ini? tapi nyatanya dia sendiri tidak tahu apa itu aktivis, orang yang "latah Demo" ketika banyak orang demo, ngikut demo. apa orang yang hilir mudik menyebar proposal kegiatan atau proposal bantuan dana yang ketika mendapat "lahan basah 20 % masuk kantong" uang capek katanya. atau mahasiswa yang tidak mementingkan prestasi akademiknya karena dia takut kehilangan idealismenya sebagai aktivis tulen?

untungnya dikampus tempat saya menuntut ilmu tidak ada yang seperti ini, walaupun kata orang-orang ada "sebagian", tapi tetap saja saya tidak percaya. [titik]


ativis sendiri banyak mempunyai makna, masing-masing ahli menyatakan hal yang berlainan tentang aktivis, walaupun sebenarnya berkaitan saja. saya sendiri memaknai aktivis sebagai orang yang tidak rela ketika orang lain mendapat kesulitan dan interpensi dari pihak-pihak tidak bertanggung jawab, ya mengatasinya tentu semampu saya, maka dari itu perlu lembaga untuk memperkuat kinerja individu ini "organisasi".


ketika kita menuju organisasi yang berkaitan dengan media, berarti bantuan kita dominan melalui media, ketika kita memasuki organisasi yang berkenaan dengan seni, bantuan kita lebih banyak melaui seni, apabila kita masuk ke bagian sastra, ya bantuan kita lewat sastra seperti WS Rendra dan Wiji Thukul yang selalu membuat karya dengan maksud kritik sosial.


mungkin itu saja opini sepele dari saya, ketika para pembaca mulai gerah dengan tulisan ini, berarti pembaca sudah mulai memahami maksud dari tulisan ini, jadilah manusia yang berusah untuk sempurna, walaupun kita tidak mungkin menjadi sempurna dan janganlah menjadi manusia yang menggerogoti tubuh orang lain, karena tubuh dia sendiri pantas untuk digerogoti, terimakasih, wassalamualaikum Wr.Wb.

referensi : Wikipedia Indonesia, tentang Wiji Thukul.

TTD : Software | Entertainment | Hobi Ngeblog | Artikel Bebas | Tutorial Blog